Sabtu, 18 Desember 2010

Perjalanan Panjang Terorisme Islam Indonesia

Islam di Indonesia udah mengalami banyak revolusi, mulai dari zaman Wali Songo sampe pemberontakan DI/TII. Sekarang ditambah lagi dengan adanya teroris yang kerjaannya malah bikin nama Islam jadi kedengeran jelek. Bukan cuma di Indonesia, tapi juga di mata dunia. Gue bukannya pro Islam atau apa, gue nggak fanatik terhadap Islam, gue sendiri bukan muslim yang baik. Malahan bisa dibilang gue lebih ke arah agnostik. Tapi ini cuma cerita fakta, kalian yang menyimpulkan sendiri.
Atikel ini pernah dipublikasi di http://www.kulinet.com/baca/perjalanan-panjang-terorisme-islam-indonesia/896/
Selamat membaca.


Indonesia, salah satu Negara berpopulasi tinggi yang penduduknya mayoritas Muslim, tengah diterpa serangkaian serangan teroris dengan militant Islam sebagai kambing hitamnya. Berikut ini adalah selayang pandang atas perjalanan terorisme Islam Indonesia:

-       Agustus 2009 – Kepungan selama 17 jam di suatu di Temanggung, Jawa Tengah yang diakhiri oleh tertembaknya salah satu anggota dari kelompok teroris yang diduga bertanggung jawab atas serangan bom di dua hotel berbintang lima Jakarta dengan pernjagaan superketat. Ibrohim, demikian hasil konfirmasi uji DNA dan sidik jari atas identitas mayat yang ditemukan di lokasi pengepungan, diidentifikasi sebagai penjual bunga di hotel Ritz Carlton dan JW Marriott. Identitas gandanya itu ia gunakan untuk menginfiltrasi kedua hotel dengan keamanan tingkat tinggi tersebut kemudian menyelundupkan bagian-bagian bom yang kemudian dirangkai dalam salah satu kamar hotel. Ibrohim diduga merupakan kaki tangan Noordin M Top, gembiong teroris yang tengah dicari oleh polisi selama enam tahun terakhir.

-       November 2008 – Eksekusi tiga militant Islam yang bertanggung jawab atas pemboman di Bali yang menewaskan 202 orang. Ketiga militant tersebut adalah Amrozi bin H. Nurhasyim, Ali Ghufron alias Mukhlas, dan Imam Samudera, yang ditahan atas tuduhan terlibat dalam serangan bom 12 Oktober 2002 di Bali yang juga menyebabkan 209 korban luka-luka. Indonesia merupakan Negara yang damai, namun terorisme merupakan kejahatan yang ditindak keras. Terbukti dari dijatuhkannya vonis hukuman mati pada 5 dari 107 tersangka tindak terorisme sepanjang tahun 2008.

-       Juni 2007 – Aparat menahan pemimpin kelompok teroris Jemaah Islamiyah, seorang militant yang terlatih di Afganistan bernama Abu Dujana alias Yusron Mahmudi, bersama tujuh orang militant lainnya. Dujana merupakan salah satu anggota penting dalam organisasi tersebut dan telah berada dalam tampuk pimpinan sejak tahun 2000. Sepak terjang Dujana dimulai dari gerakan bawah tanah Darul Islam, yang kemudian dikirim untuk melanjutkan studi di Pakistan pada tahun 1986, dimana dia bergabung dengan mujahidin Afgan yang dipimpin oleh seorang warga Negara Indonesia bernama Zulkarnaen. Disana dia menerima pelatihan dibidang merakit bom dan menggunakan senjata api. Menurut pernyataan polisi, Dujana terbukti memiliki hubungan erat dengan petinggi-petinggi Al-Qaeda.

-       November 2005 – Ahli bom Azahari bin Husin terbunuh dalam sidak polisi di Jawa. Husin, seorang insinyur dengan gelar PhD hasil studi di Australia, merupakan seorang teroris Muslim asal Malaysia, yang dipercaya merupakan dalang dari bom Bali 2002 dan serangan teroris Jemaah Islamiyah lainnya. Diduga Husin terlibat langsung dalam perencanaan dan juga pelaksanaan bom Marriott 2003, bom kedutaan Australia 2004, serta bom Bali 2005. Buronan pimpinan militant Noordin M Top, terlihat dalam rekaman video tak lama setelahnya dengan ancaman akan adanya lebih banyak serangan. Husin terkait erat dengan mantan kepala operasional Jemaah Islamiyah Riduan Isamuddin, yang lebih dikenal sebagai Hambali, yang tertangkap di Thailand tahun 2003.

-       Oktober 2005 – Serangan bom bunuh diri menelan 20 korban jiwa di sebuah restoran di Bali. Serangan tersebut terjadi di tiga tempat, satu di Raja Restaurant di sebuah pertokoan di Kuta Town Square, dan dua lagi di sepanjang pantai Jimbaran di dekat hotel Four Seasons. Polisi juga menemukan tiga bom lagi di seputaran Jimbaran yang belum sempat meledak setelah pihak berwenang menonaktifkan jaringan telepon seluler yang diduga digunakan para teroris untuk meledakkan bom dari jauh. Peristiwa tersebut terjadi di hari dimana Indonesia memotong subsidi BBM hingga menyebabkan kenaikan sebesar 675%, dan dua hari menjelang Ramadan. Serangan tersebut direncanakan sedemikian rupa hingga bertepatan dengan musim liburan Australia, dimana diperkirakan 7,500 warga Negara Australia sedang berkunjung di Bali.

-       September 2004 – Sebuah bom bunuh diri meledak di depan Kedutaan Besar Australia Jakarta menewaskan 11 orang dan mengakibatkan 200 luka-luka. Ledakan berasal dari sebuah mobil boks Daihatsu berisi bahan peledak seberat satu ton. Ledakan juga melukai tiga diplomat Kedutaan Besar Yunani yang berada di lantai 12 dari gedung dihadapannya serta kerusakan pada Kedutaan Besar RRC yang masih berlokasi disekitar area ledakan pada saat itu. Getaran dari ledakan terasa dalam radius 500 meter, menyebabkan pecahnya kaca-kaca jendela yang berakibat pada banyaknya pegawai yang terluka. Yang termasuk dalam korban jiwa adalah satpam kedubes Australia Anton Sujarwo, empat orang polisi Indonesia, dan warga sipil lainnya diantaranya tukang kebun kedubes Suryadi, dua pegawai kedutaan, seorang tamu bagian visa, dan seorang pejalan kaki yang secara naas berada didekat ledakan. Kejadian ini merupakan serangan ketiga dengan sasaran warga Australia, setelah bom Bali dan bom Marriott. Sebuah sms peringatan diterima oleh aparat Indonesia 45 menit sebelum kejadian, yang mengancam akan terjadi lebih banyak serangan jika pemimpin Jemaah Islamiyah, Abu Bakar Bashir, tidak segera dibebaskan.

-       Agustus 2003 – Bom bunuh diri meledak di lobby Hotel JW Marriott di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, menewaskan 12 orang dan melukai 150 korban lainnya. Semua korban merupakan warga Negara Indonesia kecuali seorang pengusaha Belanda, seorang warga Denmark, dan dua turis Cina. Hotel yang terasosiasi dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat tersebut ditutup selama 5 minggu.

-       Oktober 2002 – Pemuka agama Abu Bakar Bashir, pimpinan Jemaah Islamiyah dan seorang pendakwah yang berapi-api. Tak lama kemudian dia dibebaskan. Pada bulan yang sama tiga bom meledak di Bali, menelan 202 korban jiwa yang sebagian besar adalah turis, 88 diantaranya asal Australia. Menurut keterangan polisi serangan ini didanai oleh Al-Qaeda.

1999-2001 – Pertempuran berdarah antara umat Muslim dan umat Kristiani di daerah Timur Indonesia yang menelan sampai 9,000 korban. Peristiwa ini menarik prajurit-prajurit Al-Qaeda dari Timur Tengah dan Eropa dan menyebabkan meningkatnya anggota Jemaah Islamiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar