Sabtu, 18 Desember 2010

Pir, Buah yang Terabaikan

Kadang gue lupa kalo gue itu dokter gigi, dan punya segudang pengetahuan kedokteran. Termasuk di antaranya pengetahuan mengenai gizi. Ini salah satu tulisan gue yang masuk artikel di http://www.kulinet.com/baca/pir-buah-yang-terabaikan/725/


Siapa yang tidak mengenal buah pir? Buah pir kini umum ditemukan dimana-daman dan dikonsumsi oleh banyak orang dari semua usia di berbagai kalangan. Meskipun demikian, banyak yang belum mengetahui manfaat dari buah dengan nama latin Pyrus communis ini.
Pir, atau pear dalam bahasa Inggris, termasuk family Rosaceae. Spesies awal dari buah ini, yaitu Pyrus nivalis dan Pyrus caucasia, pertama kali dibudidayakan di Eropa Timur dan Asia Barat. Batang pohonnya memiliki tekstur garis-garis memanjang berwarna keabu-abuan, daunnya hijau cerah berbentuk oval dengan diameter kurang lebih 10 cm, dan bunganya putih atau kemerahan dalam kelompok yang terdiri atas 3 sampai 7 bunga.
Buah pir merupakan makanan bergizi tinggi, rendah sodium dan kaya serat, sehingga baik untuk penderita diare maupun radang usus. Dengan tingkat kalori yang rendah, buah ini sangat penting untuk diet penurunan berat badan. Buah ini merupakan sumber asam folat yang baik, yang dibutuhkan dalam proses pembentukan sel dan menurunkan predisposisi kanker kandung kemih, sebagaimana berbagai jenis kanker lainnya. Selain itu juga, komponen ini sangat penting dalam menurunkan tingkat asam urat.
Buah pir juga mengandung banyak kalium. Bersama dengan kalsium, mineral ini mempernagurhi pembentukan tulang secara langsung, membantu mengatur regulasi cairan elektrolit tubuh serta menjaga kondisi system saraf agar tetap berfungsi baik. Oleh karena itulah buah ini baik untuk dikonsumsi oleh semua umur. Bagi anak-anak, penting untuk pertumbuhan tulang dan system saraf, sedang bagi yang berusia lanjut, membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga detak jantung agar tetap normal karena memiliki fungsi sebagai vasodilator dan anti-aritmia.
Buah ini kaya akan asam amino, diantaranya leusin, dibutuhkan dalam pertumbuhan bayi ataupun regenerasi jaringan yang rusak. Selain itu ada juga arginin, yang dibutuhkan dalam pembentukan massa otot dan pengeluaran ammonia. Asam amino lainnya seperti glisin, alanin, isoleusin dan threonin secara kolektif meningkatkan imunitas serta ketahanan terhadap serangan bakteri.
Walaupun buah pir mengandung kadar gula tinggi, namun memiliki komposisi yang sangat baik untuk penderita diabetes. Bisa dibilang satu buah mengandung 70 g gula. Bagi penderita masalah lambung, pir yang direbus dapat menjadi pilihan karena tetap memiliki kadar gizi dan mineral yang tinggi, meskipun proses pemasakan merusak vitamin yang ada didalamnya. Meskipun kulit pir mengandung banyak vitamin, akan tetapi karena penggunaan insektisida pada saat pembudidayaannya, disarankan untuk mengupas kulitnya terlebih dahulu sebelum dimakan.

Kandungan gizi dalam buah pir per 100 g
Nutrisi
Mineral
Vitamin
Air 83 g
Karbohidrat 15 g
Protein 0,7 g
Kalori 61 Kcal
Serat 1,4 g
Lemak 0,4 g
Kalium 130 mg
Zinc 0,12 mg
Magnesium 9 mg
Fosfor 11 mg
Kalsium 8 mg
Vitamin C 4 mg
Vitamin B1 0.02 mg
Vitamin B2 0,04 mg
Vitamin B6 0,02 mg
Vitamin E 0,1 mg

Diantara berbagai jenis pir yang tersedia di pasaran adalah pir Xia Lie, yang rasanya sedikit masam namun bisa bertahan hingga 6 bulan jika disimpan di dalam kulkas. Ada juga pir Century, yang cukup umum digemari karena harum dan mengandung banyak air sehingga cepat mengkerut jika di masak. Yang terakhir dan paling penting adalah pir Australia yang mengandung kadar gizi paling tinggi. Bermacam-macam jenis pir ini bias didapat di supermarket lokal atau toko yang khusus menjual buah seperti Total atau AllFresh.
Selain buahnya, bagian lain dari pohon pir seperti daun dan batangnya juga memiliki manfaat masing-masing. Daun pir yang diseduh dapat membantu penyembuhan penyakit seperti radang prostat, radang kandung kemih (cystitis), dan nyeri ginjal (nefritis), serta dapat bermanfaat bagi penderita obesitas, hipertensi maupun batu ginjal. Air dari batang pohon pir yang direndam dapat mengurangi nyeri akibat terkilir ataupun memar karena terbentur. Walaupun pir berasal dari daerah yang beriklim subtropis, bukan berarti pohonnya tidak bisa tumbuh di Indonesia.

1 komentar: